International Talkshow Psychology Health Care “Problems expressing emotions”
International Talkshow Psychology Health Care “Problems expressing emotions”

Sering kali kita menemukan kejadian di mana seorang anak sulit untuk mengungkapkan rasa sayang dan rasa terima kasihnya kepada orangtuanya atau bahkan diri kita sendiri mengalami hal tersebut. Padahal, kemampuan mengekspresikan emosi dasar seperti gembira, marah, takut, sedih perlu diekspresikan secara tepat sesuai dengan apa yang manusia rasakan. Jika emosi tidak tersalurkan, maka akan dapat mengganggu fungsi sosial individu dan akan cenderung mengembangkan fungsi sosial yang maladaptif. Maka dari itu permasalahan mengenai mengekspresikan emosi merupakan tema penting dan menarik untuk dibahas.

LSO Discussion Community Fakultas Psikologi UIN Jakarta kembali mengadakan acara dengan konsep talkshow yaitu, International Talkshow Psychology Health Care “Problems expressing emotions”.  Pada acara ini dilakukan perbincangan atau diskusi antara moderator dengan narasumber mengenai tema Psychology Health Care “problems expressing emotions dan memberikan wawasan kepada partisipan terkait hal tersebut dalam lintas budaya yang berbeda.

Dipaparkan mengenai perbedaan budaya dalam permasalahan mengenai mengekspresikan emosi dari budaya Indonesia dan Belgia. Penyampaian mengenai tema acara dari sisi budaya di Indonesia disampaikan oleh Dr. Rena Latifa, M.Psi Ketua Program Studi Psikologi S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan, penyampaian mengenai budaya di Belgia mengenai tema acara disampaikan oleh Zurasni Zainal Abidin seorang konselor remaja di Belgia yang lahir di Indonesia (ContextBegeleidster in functie van Autonome Wonen/Kleine wooneenheid Begeleidster)

Acara kembali diadakan secara online melalui platform Zoom meeting dengan dihadiri 200 peserta acara dengan dipandu oleh moderator Muhammad Fadeel Ariwibowo mahasiswa Psikologi UIN Jakarta. Acara diadakan pada hari Sabtu, 29 Mei 2021 dengan diawali sambutan oleh perwakilan dari panitia, ketua Discussion Community Wilda Hoerun Nisa, dan ketua DEMA Fakultas Psikologi Haris Munandar serta sambutan dari  Yunita Faela Nisa, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama.

Dalam sambutannya, Yunia Faela Nisa menyampaikan bahwa bagaimana cara menyampaikan emosi kita merupakan hal yang penting dan merupakan suatu keberuntungan bagi partisipan yang hadir di acara ini karena akan mendapat tips bermanfaat tentang bagaimana menyampaikan emosi yang baik dan pengetahuan dari para narasumber. Beliau juga menyampaikan rasa terima kasih kepada narasumber karena telah bersedia membagikan pengetahuannya mengenai tema acara.

Masuk ke dalam inti acara dengan dipandu oleh moderator dengan diawali pemaparan latar belakang dari para narasumber. Zurasni Zainal Abidin lulus dari Universitas Syiah Kuala dengan jurusan teknik sipil dan memiliki ketertarikan akan data dan statistika, kemudian pindah ke Belgia dan melihat bahwa angka bunuh diri dan depresi cukup tinggi dan ia memutuskan untuk menempuh pendidikan lebih lanjut dan menjadi seorang konselor untuk remaja.

Zurasni Zainal Abidin saat ini bekerja membantu kehidupan para remaja pengungsi untuk tinggal di Belgia pada setiap situasi salah satunya memberi dukungan secara psikologis. dalam hal mengeskpresikan emosi, para remaja ini yang berasal dari luar Belgia memiliki kesulitan dalam menyampaikan emosinya karena bahasa yang digunakan berbeda. Beliau juga menyampaikan kondisi di Belgia yang banyak terdapat organisasi untuk membantu setiap orang dengan masalahnya mulai dari masalah finansial hingga masalah psikis seperti depresi.

Narasumber berikutnya, Dr. Rena Latifa, M.Psi menyampaikan dalam mengekspresikan emosi, pertama kita harus memahami bagaimana pengalaman dari emosi yang mana di dalamnya terdapat proses kognitif dan sosiokultultural yang akan mempengaruhi emosi kita. Beliau menyampaikan bahwa budaya mempengaruhi bagaimana kita mengekspresikan emosi kita. Penjelasan lebih lanjut beliau memamparkan bahwa ada tujuh emosi umum dan ekspresi yang universal tidak terbatas pada suatu budaya saja seperti senang, takut, marah, dan lain-lain.

Diskusi terus berlanjut dengan adanya interaksi dari pertanyaan yang diajukan oleh moderator dan pertanyaan dari para partisipan. Akhir acara ditutup dengan pembacaan do’a dan sesi foto bersama untuk dokumentasi acara.

Demikian reportase acara International Talkshow Psychology Health Care “Problems expressing emotions”.  Sampai jumpa di acara kemahasiswaan lainnya.