MAHASISWA ANTUSIAS MENGIKUTI WORKSHOP PENINGKATAN KOMPETENSI DI BIDANG PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah mendapat kesempatan emas untuk meningkatan kompetensi di Bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). Pengayaan di Bidang PIO ini disampaikan oleh Ahmad Agus Rifqi Jamil, S.Psi. M.M yang akrab dipanggil Mas Jamil. Dalam posisinya saat ini sebagai Vice President of Manulife Indonesia, HR Industrial and Employee Relation Head, mas Jamil sudah berpengalaman di bidang HR selama 20 tahun di berbagai perusahaan nasional maupun multinasional.
Workshop dengan tema “Hubungan Industrial dan Mengelola Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia” ini dilakukan pada hari Jumat, 20 September 2019 dari pukul 09.00 - 16.00 di Ruang Teater Prof. Dr. Zakiah Daradjat. Sebanyak 116 mahasiswa terdaftar sebagai peserta pengayaan Bidang PIO yang pendaftarannya dilakukan dengan menggunakan google.doc. Dari data yang masuk, peserta terbanyak adalah mahasiswa yang duduk di semester 5 dan 7. Minat dalam penerapan PIO membuat mereka tertarik mengasah kompetensi di Bidang PIO agar bisa ahli dalam pekerjaan HR pada era Revolusi Industri 4.0.
Di tempat terpisah Yunita Faela Nisa, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni Fakultas Psikologi UIN Jakarta menyatakan di era Revolusi Industri 4.0, mahasiswa harus sadar bahwa sistem HR yang ada di masa mendatang akan menyebabkan lulusan psikologi juga harus bersaing dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Customer service dengan menggunakan robot versus menggunakan manusia, sudah mulai dibandingkan kelebihan dan kekurangannya. Praktik HR di perusahaan saat ini mulai menggunakan teknologi, baik dalam merekrut karyawan maupun saat melakukan terminasi.
“Untuk menghadapi tantangan di era Revolusi Industri 4.0 itulah, peningkatan kompetensi ini diberikan pada mahasiswa Psikologi yang berminat di Bidang PIO. Bagi mahasiswa yang berminat di Bidang Psikologi Klinis dan Psikologi Sosial, akan diberikan peningkatan kompetensi dibidang Klinis dan sosial pada minggu depan, Jumat, 27 September 2019”, ucap Yunita.
Sementara itu, Zahrotun Nihayah, Dekan Fakultas Psikologi memberikan apresiasi atas pelaksanaan workshop ini. “Telah menjadi program unggulan Fakultas Psikologi untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang yang diminati melalui kegiatan workshop atau yang serupa”, ucap Nihayah.
Lebih lanjut Nihayah mengatakan workshop ini juga memberikan contoh-contoh konkrit kasus yang harus dihadapi di dunia HR. Tantangan di bidang rekrutmen dan seleksi, career development, reward dan benefit berbeda dalam setiap masa. Mahasiswa perlu membekali dirinya agar memahami lingkup pekerjaan HR. Harapan Fakultas Psikologi adalah menghasilkan lulusan Psikologi yang bergerak di bidang HR dengan mengenal ruang lingkup tugasnya serta menghasilkan prestasi kerja di atas rata-rata. Undang-Undang Ketenagakerjaan
Salah satu materi yang disampaikan oleh Mas Jamil adalah tentang undang-undang ketenagakerjaan. Menurut Mas Jamil dalam UU ini, ada tiga macam status karyawan, pertama, karyawan tetap atau Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT), kedua, karyawan Kontrak Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), dan ketiga, karyawan outsourcing. Perbedaannya adalah pada hak dan kewajiban karyawan, terkait PKWT tidak mendapatkan asuransi.
“Jadi untuk mahasiswa, nanti kalau kerja, kenali dulu status keryawan Anda sejak mulai bekerja di instansi manapun: apakah Anda bekerja sebagai karyawan PKWT, PKWTT, atau outsourching? UU Ketenagakerjaan juga mengatur tentang pesangon. Kalian harus tahu cara menghitungnya”, ucap pria kelahiran Gresik tersebut. Di workshop ini, mahasiswa juga diberikan praktik menghitung pesangon sesuai dengan Undang-undang.
[caption id="attachment_2561" align="aligncenter" width="640"] Ahmad Agus Rifqi Jamil menyampaikan materi workshop tentang peningkatan kompetensi di Bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) bagi mahasiswa Fakultas Psikologi, Jumat, 20 September 2019.[/caption]
Your career is in your hand
Pada kesempatan tersebut, Mas Jamil juga menegaskan bahwa karir kita adalah kita yang menentukan. Yang banyak terjadi adalah karyawan mengeluh "Saya sudah 8 tahun tidak mendapatkan promosi". Contoh lain keluhan karyawan, "Saya tidak naik pangkat tahun ini". Ini bentuk keluhan yang menunjukkan karyawan menyerahkan karirnya pada pihak di luar dirinya. Padahal sebenarnya yang menentukan masa depan karir Anda dalah Anda sendiri.
Idealnya, tambah Mas Jamil, untuk merencanakan karir kita, ada tiga hal yang bisa dilakukan. Pertama, pahami aturan-aturan terkait karir di tempat kita bekerja. Kedua, kita cari tahu peluangnya dan ketiga, kita siapkan diri kita untuk berada pada posisi karir terbaik kita. (YFN)