Psychofair 2021 : Webinar Self Healing di Bulan Ramadan sebagai Pembukaan
Psychofair 2021 : Webinar Self Healing di Bulan Ramadan sebagai Pembukaan

Senin, 26 April 2021 bertepatan dengan hari jadi Fakultas Psikologi UIN Jakarta ke-26. Hari jadi ini diperingati dengan acara tahunan, yaitu Psychofair berupa webinar pada pembukaan dan berbagai lomba pada acara inti, seperti music cover competition, podcast competition, speech competition, essay competition, national poetry competition, creative video competition, family photo competition, painting competition, coloring competition, poster competition, dan short story competition.

Agenda pembuka Psychofair yang berupa webinar dilaksanakan di hari Senin, 26 April 2021 dengan mengangkat tema “Menjadikan Bulan Ramadhan sebagai Metode Self-Healing di Masa Pandemi”. Tema ini menjadi pembahasan yang sangat menarik dengan kondisi masyarakat sekarang, yaitu masa pandemi dengan berbagai permasalahan yang dihadapi, yang terkadang membuat masyarakat menyalahkan dan membenci diri sendiri, serta bulan Ramadhan dengan berbagai manfaatnya, menjadi salah satu momen yang tepat untuk melakukan self-healing. Narasumber dalam webinar ini adalah Dr. Akhmad Sodiq, M. Ag., dan Evangeline I. Suaedy, M.Psi., Psikolog. Acara ini dibuka oleh Dekan Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si. yang berpesan agar acara Psychofair berjalan dengan lancar dari awal hingga akhir.

[caption id="attachment_3611" align="aligncenter" width="506"] Pembukaan Acara Psychofair oleh Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si.[/caption]

Kemudian, acara dilanjut dengan penyampaian materi dari Dr. Akhmad Sodiq berkaitan dengan “Self-Healing dalam Islam”. Beliau menyampaikan beberapa cara praktis untuk melakukan self-healing atau penyembuhan yang melibatkan diri sendiri semata untuk bangkit dari penderitaan yang dialami.

[caption id="attachment_3612" align="aligncenter" width="510"] Pemaparan Materi oleh Dr. Akhmad Sodiq, M.Ag.[/caption]

Pertama, ialah dengan membenahi perspektif atas taqdir, bahwa semua hal yang terjadi merupakan ketentuan Allah, bagaimana pun bentuknya, sehingga kita bisa lepas dari kebencin dengan diri sendiri.

Kedua, melakukan muhasabah diri dengan memikirkan kesalahan kita dan berusaha bangkit untuk memperbaiki kesalahan kita, baik kepada Allah, juga pada sesama manusia dengan meyakini bahwa taubat Allah terbuka untuk kita.

Ketiga, menguraikan hakikat masalah secara jernih, dengan kembali lagi pada perspektif bahwa semuanya adalah taqdir Allah. “Seandainya dibukakan rahasia taqdir pada manusia, maka manusia tidak akan merasa sedih atas penderitaan yang dialaminya karena tentu ada alasan-alasan baik di baliknya yang perlu disyukuri”, ucap Dr. Sodiq.

Keempat, memahami hakikat ujian, bahwa dunia ini memang tempatnya ujian agar manusia bisa naik tingkat ke derajat yang lebih tinggi. Ujian ini juga diberikan oleh Allah agar manusia mengenal Allah lebih jauh, agar manusia hanya bersandar kepada-Nya.

Kelima, meneladani para nabi, rasul, dan salaf al-shalih untuk mengokohkan batin dan menyadari bahwa ujian yang kita hadapi tidak sebanding dengan ujian mereka semua.

Keenam, mempraktikkan sabar dan tawakal agar kita berlatih untuk menjadi tegar dan kuat, serta hanya berpasrah kepada Allah.

Ketujuh, melakukan sholat hajat, dzikir-wirid, dan doa istighotsah sebagai praktik badaniyah untuk memperkuat batin kita.

Kemudian, materi kedua disampaikan oleh Evangeline I. Suaedy, M.Psi., Psikolog berkaitan dengan cara menciptakan diri yang sehat melalui self-healing. Evangeline mengawali penyampaiannya dengan memaparkan keterampilan dasar self-healing dengan memfokuskan pada pernapasan tubuh, melakukan mood checking, mempraktikkan teknik relaksasi pernapasan, menggunakan kegiatan sehari-hari untuk self-healing dengan berdoa, mempraktikkan teknik pernapasan tadi, dan sebagainya, melakukan butterfly hug, mengunjungi tempat yang membuat nyaman, menciptakan rasa syukur, menulis ekspresif atas yang dialami dan dirasakan, menggambar ekspresif, melakukan senam tangan. Hal yang menarik juha dari pemaparan Evangeline adalah beberapa kali peserta diajak untuk mempraktikkan teknik-teknik self-healing, sehingga menjadi gambaran konkret bagi peserta dan bisa dipraktikkan di luar webinar ini juga.

[caption id="attachment_3613" align="aligncenter" width="510"] Pemaparan materi oleh Evangeline I. Suaedy, M.Psi., Psikolog.[/caption]

Self-healing dan kaitannya di bulan Ramadhan adalah bahwa intinya, self-healing itu sabar dalam menghadapi penderitaan. Inti dari sabar adalah menahan gejolak nafsu, dan inilah yang disebut puasa. Oleh karena itu, dengan adanya puasa di bulan suci ini, diharapkan kemampuan mengelola keinginan dan emosi meningkat, sehingga kesabarannya menaik dan self-healing bisa terlaksana. Demikian reportase acara pembukaan Psychofair ini dan sampai jumpa di acara Fakultas Psikologi UIN Jakarta selanjutnya.