TALK SERIES #1  Penelitian Bidang Keagamaan: Trend dan Orientasi Kebijakan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
TALK SERIES #1 Penelitian Bidang Keagamaan: Trend dan Orientasi Kebijakan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kegiatan talk series pertama diadakan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil tema “Penelitian Bidang Keagamaan: Trend dan Orientasi Kebijakan”, berlangsung secara online pada Minggu, 11 April 2021, pukul 15.30 – 17.30 WIB via zoom. Hadir sebagai narasumber Prof. Dr. H. Achmad Gunaryo, M.Sc.Sc, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, sedangkan Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si. dan Bahrul Hayat, Ph.D yang berturut-turut Ketua Center of Islamic Psychology (CIPs) dan Center of Applied Psychometry (CAPs) sebagai pembahas.

[caption id="attachment_3616" align="aligncenter" width="570"] Gambar 1. Prof. Gunaryo menyampaikan materi[/caption]

Kegiatan Talk Series dibuka Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menekankan pentingnya penguatan riset center di Fakultas Psikologi. Kegiatan talk series ini dimoderatori Prof. Dr. Achmad Syahid, Guru Besar Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Editor in Chief TazKiya: Journal of Psychology. Dalam pengantarnya Prof. Syahid menyinggung pusat-pusat studi di bawah Fakultas Psikologi menjadi rumah riset dan pengembangan ilmu, dengan mengembangkan jejaring secara nasional dan internasional. Semua dosen dapat menyelenggarakan riset, bersama dosen lain dan dengan mahasiswa program sarjana dan program magister.

Dalam memaparkan Penelitian Bidang Keagamaan: Trend dan Orientasi Kebijakan. Menurut Prof. Gunaryo, banyak masalah yang harus diselesaikan bersama. Litbang merupakan singkatan dari penelitian dan pengembangan. Maka dari itu litbang berbeda dari lembaga akademik, yang memisahkan secara relatif lebih ketat antara penelitian dan pengembangan institusi non-akademik (baik privat seperti perusahaan dan maupun publik seperti pemerintahan). Kedua konsep tersebut menyatu menjadi satu kesatuan yaitu Litbang. PT biasanya juga lebih mempertimbangkan kepentingan praktis, terutama hasil risetnya sebagai bagian dari upaya untuk selalu meningkatkan daya saingnya untuk perusahaan-perusahaan di tengah kompetisi inovasi yang berlangsung di antara mereka. Sedangkan untuk lembaga pemerintah, kepentingan untuk selalu mempebaiki kinerja dan produktivitas menjadi alasan utama. Karena itulah maka hampir setiap lembaga terdapat departemen penelitian dan pengembangan bekerja dalam sunyi.

Penelitian dan pengembangan, dengan demikian, telah muncul menjadi satu nomeratur tersendiri. Makna apapun keberadaannya bagaikan dua sisi pada mata uang yang sama, satu tidak bisa berjalan tanpa yang lain. Penelitian saja tidak akan ada gunanya, hanya akan menjadi dokumen mati. Begitu pula dengan pengembangan saja akan kehilangan arah tanpa pijakan problem empiris yang ditemukan dalam penelitian. Dapat dipahami bahwa penelitian dan pengembangan terkandung 3 kata esensial, yaitu evaluasi, inovasi dan efisiensi. Semuanya dilakukan agar seluruh produk yang dihasilkan, maupun program yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan. Kegagalan dalam hal ini akan menghadirkan kebangkrutan dalam lembaga privat dan publik.

Prof Gunaryo berharap untuk lebih memajukan lagi penelitian bersama dengan pengembangannya juga di dalam aspek akademik. Tidak hanya memikirkan mengenai penelitiannya saja dan melupakan pengembangannya. Sehingga dengan demikian yang bisa mengakses penelitian di Litbang itu tidak hanya para intelektual, tetapi juga semua masyarakat luas bisa mengaksesnya. Penelitian yang ada di Litbang, baik milik pemetintah maupun milik swasta, tidak boleh mengawang-awang. Tetapi harus bisa untuk dilaksanakan. Karena jika di institusi privat tidak melakukan penelitian pengembangan, maka mereka akan mati. Sebab, nantinya mereka akan berhadapan dengan pesaing-pesaing lainnya. Maka dari itu, menurut Prof Gunaryo, harus ada perubahan total didalam setiap penelitian. Di dalam penelitian harus ada kemungkinan pengembangannya. Meskipun tidak diharuskan untuk keseluruhan hasil riset, karena ada riset untuk pengambilan kebijakan. Prof. Gunaryo juga berharap kita sebagai civitas akademik di Psikologi UIN Syarif Jakarta turut memajukan pengembangan dari peneleitiannya. Tidak hanya semata-mata pada persoalan akademik saja.

Kemudian Prof Gunaryo menyampaikan bahwasannya ada beberapa kebijakan yang harus dilakukan bersama-sama untuk perbaikan Litbang kedepannya. Di antaranya adalah penelitian keagamaan kedepannya harus berorientasi pengembangan dalam berbagai bentuknya. Contohnya adalah adanya akses across social category. Selain itu purely aacademic tidak dibuang, tekanan harus ada pada evaluative, experimental research, applied research, serta berorientasi pada problem solving. Sangat diharapkannya dalam penelitian sekarang, tidak boleh lagi semata-mata hanya dalam bentuk deskripsi saja. Sebagai penutupan dari prof Gunaryo menyampaikan bahwa kita sebagai perwakilan dari fakultas psikologi alangkahbaiknya jika bersama-sama membantu kementrian agama Balitbang, khususnya dalam bidang pendidikan dan hubungan antar umat beragama.

[caption id="attachment_3617" align="aligncenter" width="563"] Gambar 2. Peserta mengikuti acara dari dalam negeri dan luar negeri[/caption]

Sebagai penanggap, Bahrul Hayat, Ph.D, Dosen Fakultas Psikologi, Ketua CAPs, berpendapat bahwa jenis research di Balitbang perlu ditekankan pada kategori evaluative research dan  program evaluation. Ilmu ini juga sebenarnya belum terlalu dekat dengan para peneliti, padahal kedua jenis riset itu sudah sangat kuat pengaruh dan peranannya dalam pengembangan metode riset dan hasilnya. Namun secara skill, kompetensi tentang hal ini belum terlalu kuat.

Kemudian dilanjutkan dengan Dr. Yunita Faela Nisa, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Psikologi yang berharap untuk tindak lanjut kedepannya harus ada kerjasama Fakultas Psikologi dengan Balitbang, dimana nanti didalamnya akan ada kegiatan konkret berupa program penelitian ataupun social experimentation untuk membantu evidence based policy.

Prof. Bambang Suryadi mengusulkan jalan keluar dari masalah topik ini adalah kita harus menghubungkan titik-titik penting, sehingga leading sector dari Balitbang dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi seperti Fakultas Psikologi UIN Jakarta, yang memiliki tiga pusat riset: Center of Islamic Psychology (CIPs), Center of Applied Psychometry (CIPs), dan Pusat Layanan Psikologi (PLP) dapat diwujudkan dengan sumber yang dimiliki.

Tanggapan selanjutnya oleh Yufi Adriani, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi yang sangat setuju dan mendukung untuk kolaborasi. Banyak penelitian dosen-dosen Fakultas Psikologi yang sangat bermanfaat dan berguna serta dapat dijadikan referensi untuk mengambil kebijakan. Hanya saja para dosen ini tidak mempunyai akses, maka dari itu harapannya dari kerjasama yang kita lakukan dengan Balitbang ini guna agar kami para dosen dapat berkontribusi dan menyumbangkan referensi-referensi yang memang diperlukan untuk mengambil kebijakan dan pengembangannya.

Tanggapan terakhir diberikan Dr. Gazi Saloom, Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Psikologi. Dr. Gazi mendukung sekali akan dilibatkannya Fakultas Psikologi dalam riset-riset seperti yang disampaikan oleh Prof Gunaryo. Kami sangat senang dan bersemangat untuk dilibatkan dalam berbagai kegiatan di Balitbang.

[caption id="attachment_3618" align="aligncenter" width="571"] Gambar 3. Peserta bertanya kepada narasumber[/caption]

Kegiatan ini ditutup dengan sesi tanya jawab dan masukan tanggapan serta sharing session mengenai materi yang sudah disampaikan. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan hangat. Semuanya berharap adanya topik-topik selanjutnya yang akan dibahas di Talk Series zoom meeting ini.